Follow Us on Twitter

Tahukah kamu beberapa hari yang lalu aku membeli novel karangan penulis favoritmu. Tak lain tak bukan, rasa-rasanya ini cara yang paling memungkinkan saat ini agar aku bisa lebih mengenalmu.

Membaca novel ini membuatku merasa dekat denganmu, karena agaknya sedikit banyak dirimu adalah sebab pengaruhnya.

Rupanya, terpilihnya novel ini dari beberapa novel lain karangannya, rasanya bukan kebetulan. Agaknya ada penyelenggaraan ilahi disana. Aku temukan jawaban disana atau aku merasa menemukan jawabannya, atau aku yang sibuk mencari jawaban dan kutemu-temukan saja jawabannya. Yang jelas ada jawabannya.

Akan ada waktunya nanti. Aku mau kamu harap tunggu dulu. Aku mulai mengerti sepatumu. Cobalah pakai sepatuku dulu.

Aku suka cara kita berkomunikasi. Membuat kita tak biasa.
Category: 0 komentar

Akhirnya nih blog ada lagi postingan

Belakangan ini, oh tidak, mungkin dari awal tahun ini gue sering sekali bermimpi. Bukan gue tidur tidur terus gue melihat gambaran atau apa, nggak. Mungkin lebih tepatnya gue ngimpiin sesuatu. Ngimpiin masa depan yang ideal menurut gue.

Saat lagi bongong, nganggur, atau bahkan lagi nyetir motor sendirian di jalan, gw langsung ngimpiin dan merencanakan kehidupan gue 5 - 10 tahun lagi. Gw kerja ini, gw pengennya menikah dengan ini, gw mau punya rumah disini, dan seterusnya. Bahkan gw uda ngitung seandainya gw beli rumah disitu, berapa uang muka yang harus gue siapkan, berapa cicilannya per bulan, gw harus punya gaji berapa untuk mulai nyicil.  Gue selalu excited berbicara soal perencanaan.

Dimulai dari konsep bahwa hidup itu jangan gimana nanti, tapi nanti gimana. Gw mulai memikirkan lebih serius, yang artinya memikirkan ga hanya konsep dan angan-angan, tapi detailnya pelaksanaannya baik dari segi finansial dan teknis. Itu bagus sih sampai akhirnya gw ketagihan dengan hal itu.

Entah mengapa, gw senang banget bermimpi dan merencanakan. Jantung ini berdebar-debar ga sabar ingin segera menyongsong impian itu. Sampai akhirnya, saat gw tersadar, realitasnya ga begitu. Gw masih sangat jauh dari impian itu.

Ini dia akar permasalahannya. Gw rasa, kehobian gw ngimpi itu karena gw ngerasa tidak menjalani hidup sesuai dengan harapan gw, impian gw. Kehobian gw akan ngimpi itu agaknya merupakan kejujuran suara hati gw, yang mengatakan, "It feels wrong men. It's not like what you wanted eh?"

Tapi ga semudah. Ingin gw pelan-pelan "melepas" kepemilikkan saya ini. Kondisinya sulit, banyak yang menyandera. Baik kontrak secara de jure maupun de facto (which is non-legal but it's still go on). Banyak sirkumstans sehingga status quo itu harus tetap dijalankan.

Saya jadi teringat kalimat seorang teman. "Expansive is that I have power to choose. And I have it." Oh Boy, i pretty goddamn envy with you man!

Dari segi pekerjaan, the place where i work, it's not the first place i want to go. I never imagine i would work in this office now. Tapi bukan alesan, gw menolak menyerah, dan ternyata, pekerjaan ini pun bisa dikatakan sudah kutaklukkan dan ku kuasai.

Namun lagi-lagi kejujuran suara hati selalu menganga, dengan implikasi saya yang selalu membayangkan 5-10 tahun lagi dengan pekerjaan lain. Apakah sebenarnya itu passion saya? Namun saya cukup punya impian dengan pekerjaan saya sekarang? Sebenarnya win-win sloution, tapi hati lebih memilih pekerjaan yang ternyata kudambakan itu. Lagipula di tempat sekarang ini, saya memang secara de jure terikat, dan tak bisa lepas dari kesepakatan de jure tersebut sampai masa berlakunya habis.

Gw jadi inget kata teman baik gw saat kita nongkrong di suatu tempat deket kampus, sehari sebelum wisuda. Mengutip omongan bapaknya dia bilang gini. "Keraguan itu hanya pada masa awal. Ketika dijalan akan terbiasa." Gw pun jadi mbatin, iyaya, apa gw hanya ragu di awal?

Ga cuma soal pekerjaan, yang terberat, tentu saja soal pasangan hidup. Entah mengapa gw sangat tergila-gila dengan ide untuk menikah di usia 26-28 tahun. Banyak faktor sih yang membuat hal demikian, tapi yang paling dominan adalah karena melihat usia orang tua dan besarnya keinginan mereka untuk gendong cucu.

Bonyok gw itu nikahnya usia telat, jadi saat ngelahirin gw, usia mereka uda cukup umur. Sedangkan teman-teman sebayanya uda pada mantu dan punya cucu. Ga pernah secara eksplisit sih mereka mengutarakan hal tersebut, tapi secara implisit kebaca oleh gw.

Masalahnya, the one who come with me it's not like the type of what they like. I've been almost three years having this kind of relation. And frankly, lately i get so bored. Berbarengan juga dengan konsep impian gw. It's make double of it.

Tapi melepas itu ga segampang itu. It would be a 'big war' if do it.

you can tell me coward, bastard, you mention it, i don't care. you don't what is like to be me.

Alhasil, i still try to maintain this relation to go on. Kadang makan ati juga, tapi gw sayang sama dia.

it's just i finally came up with the conclusion that, you're good, too damn good. But we ain't goin nowhere, after all this almost 3 years. We still young, kita masih ada kesempatan 'browsing' yang lain sebelum akhirnya menjatuhkan pilihan untuk jadi pasangan hidup.

Apakah gw mengidap bipolar? Atau gw hanya lebay aja, kepengaruh bacaan, media dan film bahwa gw bipolar.

If you know me, that's mean you are really my friend, that understand me the most, without i'm saying this story to you. After read this you can reach me, and let's speak, cause i fucking need your help.

Well that's it. Terima kasih karena telah membaca.



Tabik,




Category: 0 komentar

Mau posting tapi lupa?

teman-teman, mungkin ada yang sebenernya pengen nge-post disini, tapi bisa jadi lupa emailnya (seperti gw)
nah biar enak, blog kita tercinta ini alamat emailnya ilkoma2009@hotmail.com
passwordnya? hmmm..tanya langsung ke yang kira2 inget aja kali yah..
lupa cara nge-post? masuk ke www.blogger.com dulu

Selamat berbagi cerita! gak kerasa yah udah 2 semester ilkom a 'pisah jadwal' :)
Category: 0 komentar

Saya masih sama seperti dulu, hanya....

Lapor, ini gw Krisna NIM 18

Eumm... gw cuma mau curhat dikiit nih, gw cuma mau konfirmasi "gw masih sama kayak dulu". Gw masih si Krisna yang jorok, yang kakinya bau, ga pernah pake kaos kaki, suka godain cewe-cewe di kelas. Gw masih menerima dan dengan senang hati memberikan tebangan kepada barangsiapa yang meminta dengan cuma-cuma. Gw masih si Krisna yang dulu. Hanya saja...

sekarang saya terikat oleh suatu kewajiban yang menuntut waktu dan tenaga saya. Well, tidak ada maksud sombong, saat ini gw KBM dan HMJ, belum tugas kelompok yang rutin menghujam saban minggu, apalgi videografi yang menuntut kerja kelompok terus. Rasanya 24 jam sehari tuh kurang...

Gw kangen bangku mobil gw terisi saat gw pulang kuliah, gw jg kangen makan martabak sama kalian. Atau godain shearen, anggi, fima, dll. Nyelamatin Gebby ulang tahun tiap hari. Main pleseta sama Jawir, Alvin, Toro, Inne, dll. Buka sepatu dan kipas2 kaki gw yang "wangi". hehehe. Yes, it's me!

Maaf ya, saya kurang ada waktu untuk kalian. Di kelas saya malah tidur (kelas Farma molor 2 jam gw. hihihihi :P)

Motivasi gw satu, gw takut dikira lupa teman dan dibilang sombong. Nggak kok, Saya masih Krisna yang sama kok. Krisna yang dengan senang hati mengantar kalian kalo mau nebeng pulang atau makan siang. Juga Krisna yang mau di ajak pergi jalan-jalan kayak dulu. Hanya saja, sekarang keadaan sedikit berbeda.

Makasih ya buat pengertiannya. Godblees us all ! :D
Category: 0 komentar

Sumbangsih anak Ilkom A untuk kampus

Lagi-lagi kelas kita yang luar biasa ini kembali menorehkan prestasi. Setelah menyumbangkan 4 anggotanya mereka yaitu Alvin, Lupita, Jawir dan Krisna (sekarang jadi 3 sih, si Krisna cabut gara2 "diusir" sistem pertandingan yang ngaco) menjadi anggota tim debat di JAK TV, kini ilkom A menyumbangkan Valen, Tiara, Rara, Bensa, Mimi, Gaby, Raff, dan Krisna untuk menjadi HMJ Ilkom UMN.


Tim Debat UMN di acara mahasiswa berdebat yang semuanya berasal dari kelas ilkom A. Ingin tahu sepak terjang mereka? pantengin terus tiap selasa jam 19.30 d Jak TV *sekalian promosi

Seperti yang uda gw tulis di atas, kita juga menyumbangkan 7 Nama untuk HMJ Ilkom UMN. Mereka adalah Tiara, Valen, Rara, Gebi, Bensa, Mimi, Raff dan Krisna. Bahkan Krisna ditunjuk oleh salah seorang kandidat ketua, yaitu Tasha, untuk jadi wakilnya.

Ini nih poster kampanye mereka berdua

Inilah foto anak2 HMJ, 7 diantara mereka anak ilkom A, cari sendiri! Tau kan? haha

Gw bangga dengan ilkom A. Yuk kita pertahankan terus semangat berprestasi kita!
Category: 0 komentar

Koordinat Mengalihkan Perhatianku

Malam tanpa bintang. Udara menusuk tulang. Jangkrik bernyanyi samar-samar di tengah tetesan air yang jatuh dari langit.

Aku melangkah menuju dapur kecilku. Kubuat secangkir cokelat panas, lalu kusandarkan diri pada sofa di sudut kamar.

Mataku menyapu ruang tidurku, entah mengapa mataku tertuju pada satu benda yang tak asing lagi. Kemudian kulangkahkan kaki menuju benda itu dan ternyata itu sebuah album. Album yang telah usang.

Tertulis 1 Agustus 2005, pada halaman pertama. Tak kusangka sudah lima tahun lamanya tak kusentuh album ini. Album yang menyimpan kisahku bersama Louisa. Lembar demi lembar kubuka, tiba-tiba kenangan itu berlari-lari dalam ingatanku.

Pertama berjumpa dengan Louisa, aku merasa biasa saja. Nothing special. Tetapi setelah aku mengenalnya, hidupku menjadi berwarna. Bagaimana tidak? Louisa yang baru duduk di kelas dua SMA, begitu penuh perhatian dan ramah padaku.

Mulanya memang tak sengaja kami bertemu saat pendakian Gunung Bromo bersama teman-teman pecinta alamku. Semua serba kebetulan. Kebetulan saat aku tidak sedang bertugas dan kebetulan juga Louisa yang berangkat survey dari pihak asrama. Harusnya bukan Louisa yang pergi.

Awal Perkenalan kami sangat singkat, hanya nama. Sambil bersalaman, “Raymond” singkatku. Begitu juga dengannya “Louisa”. Datar dan dingin.

Kemudian, semua terasa sangat panjang pada hari terakhir. Saat aku harus berjalan menuntunnya menuruni jalan yang curam dan berbatu. Selama perjalanan hanya mata kami yang berbicara. Tiba-tiba Louisa menghentikan langkah karena kelelahan, lalu aku berinisiatif minta nomer ponselnya.

Darahku mengalir hebat. Jatungku berdegup kencang. Tak mampu aku ungkapkan lewat kata-kata. Betapa senangnya hatiku.

Tak terasa tiba waktunya kami harus kembali pada realita hidup. Louisa kembali ke asrama. Aku bersama teman-teman pecinta alam kembali ke Jakarta.

Sesampainya di rumah. Wajah Louisa yang manis, mata yang indah, senyum yang menawan menghantui pikiranku. Ah, aku tak bisa melupakannya. Kuraih ponselku, lalu kuputar nomer ponsel Louisa dan tak lupa kutekan tombol hijau.

“Halo, malam. Ini siapa ya?” Sapa Louisa merdu.

“Malam, ini benar nomernya Louisa kan?” tanyaku terbata-bata.

“ Ya, benar. Ini siapa?”

“Ini aku, Raymond. Masih ingat?”

“Hahaha. Tentunya masih. Sudah sampai rumah?”

“Sudah kok. Baru saja. Kamu belum tidur?” Tanyaku penuh perhatian.

“Ini juga mau tidur. Besok aku harus sekolah.”

“Louisa, selamat malam. Selamat istirahat. Mimpi indah ya. Terima Kasih Louisa”

“Sama-sama kembali kasih, Raymond. Kamu juga ya.”

Terima kasih Tuhan telah mempertemukan aku dengan bidadari manis. Aku sangat memuji karya-MU yang indah ini. Sungguh beruntungnya aku. Sekarang aku mau tidur. Semoga aku bisa memimpikannya. Amin. Ini sepenggal doa malam yang kupanjatkan pada-NYA sebelum kuterlelap.

***

Aku dan Louisa mempunyai kesamaan, yaitu sama-sama menyukai perjalanan yang langsung bersentuhan dengan alam. Kami saling bertukar cerita tentang ini dan itu.

Ternyata Louisa enak diajak bicara dan humoris. Sungguh, aku menikmati obrolan bersamanya.

Setiap hari kami sempatkan untuk bercengkrama melalui telepon dan pesan singkat, entah siapa yang memulai menebarkan pesona, menebarkan benih-benih cinta di dada, di hati dan di setiap detak langkah kami.

Baru kusadari, semalam saja aku tak berbincang dengannya hidupku hampa. Aku mencoba mendeteksi tanda-tanda yang janggal dalam diriku ini dan hasilnya Aku jatuh cinta padanya!

Aku tak mengerti akan misteri Ilahi. Usia kami terpaut delapan tahun. Sosok Louisa mampu membuat hatiku ingin segera berlari bersanding dengan hatinya. Aku berharap ini bukan sekedar khayalanku.

Di layar ponselku tertulis 1 new message. Segera kubuka diiringi mulut menganga dan mata serasa mau lari dari tempatnya. Pesan Singkat dari Louisa yang berisi

Aku rindu padamu.

Sungguh aku tidak percaya akan isi pesan ini. Aku membacanya berulang-ulang. Setelah kuhitung tepat delapan kali aku membaca ulang isi pesan darinya. Dengan keyakinan hatiku yang terdalam, akhirnya aku percaya. Ini bukan khayalan.

***

Seketika semua berubah menjadi sesuatu yang tidak kuharapkan. Ini nyata adanya. Aku benar-benar tercengang akan apa yang terjadi dalam hubunganku.

“Bisakah kamu mengerti aku, Sa”

”Buat apa?”

“Astaga! tega sekali kamu berkata itu padaku.”

“Aku bicara jujur dan apa adanya.”

“Apa yang kamu mau?”

“Aku mau kamu seperti Raymond yang dulu. Sejauh kamu bertugas, kamu masih sempat untuk mengunjungi aku.”

Aku tersentak mendengar semua jawaban Louisa. Entah apa yang membuatnya berubah. Rasa lelahku belum pulih setelah empat hari mengarungi lautan luas. Inilah pekerjaanku sebagai nakhoda kapal di sebuah perusahaan pelayaran Nasional.

Sudah hampir lima bulan kami tidak berjumpa hanya telepon dan pesan singkat sebagai perantara kami. Aku menyesalkan hal ini karena aku harus meninggalkannya untuk waktu yang cukup lama.

Aku yakin dalam waktu lima bulan itu pasti Louisa berada dalam penantian panjang untuk melepas rindu padaku. Kejutan yang kuberikan hari ini sangat berbeda dari yang sudah-sudah.

Aku terbang dari Pontianak menuju Yogyakarta, lalu langsung menuju asrama Louisa.

Aku mencoba menghubungi Louisa, kekasihku yang sudah dua tahun ini bersamaku. Tapi nihil. Tak ada jawaban. Segera kuketik sebuah pesan singkat untuknya.

Louisa sayang, kamu ada di mana? Aku sungguh merindukanmu.

Cepatlah pulang ke asrama, aku menantimu.

Pesan terkirim. Satu jam kemudian Louisa membalas pesanku. Tapi jawabannya jauh dari harapanku.

Aku ambil secarik kertas, lalu kutuliskan sesuatu untuknya. Aku pria yang romantis yang tak mudah mengumbar sisi romantisku pada sembarang orang. Hanya orang spesial yang akan mendapatkannya termasuk Louisa.

Teruntuk Kekasihku Louisa

Ketahuilah sayang,

Sejauh aku pergi, jiwamu menemaniku

Ini fakta, bukan rekayasa

Aku dapat merasakannya

Sungguh ini fakta

Sayang, Aku rindu padamu

Ini serius

Aku selalu merindukanmu

Senyummu adalah Semangatku

Ini benar adanya

Aku ingin memelukmu

Aku ingin mencium keningmu

Bukan esok atau lusa

Tapi, saat ini.

Pejamkam matamu sejenak, sayang

Ini pintaku

Lakukanlah

Resapilah

Aku ada di sekitarmu

Jangan khawatir

Aku disini

Selalu disini

Di dalam hatimu

Peluk Cium

Raymond

Selesai. Kulipat menjadi sebuah perahu kecil dan ku titipkan pada penjaga asrama.

“Maaf, ini dari siapa?” Tanya penjaga.

“Bilang saja dari yang jauh tapi terasa dekat.” Kataku.

Aku melangkahkan kaki keluar dari asrama. Bersembunyi di balik gedung. Melihat kekasihku dari kejauhan hendak menuju asrama. Sengaja kuperlambat. Aku menelpon dan diangkat.

“Halo, sayang. Sudah pulangkah?”

“O. masih peduli ya?”

“Kok kamu bilang seperti itu, jelas aku peduli.”

“Sudahlah aku lelah.”

“Ada apa denganmu? Kamu berubah.” Nadaku agak tinggi.

“Aku lelah menunggumu yang tak kunjung datang.”

“Jadi, kamu tidak lagi bisa menerima keadaan yang seperti ini?” Nadaku melemah.

Teleponku dimatikan olehnya. Sesak sekali rasanya. Tapi biarlah suratku yang mewakili semuanya.

“Sore, Louisa” Sapa penjaga asrama.

“Sa, ini ada titipan.” Perahu kecil diberikan.

“Ini dari siapa?” Perlahan surat dibuka.

“Dari yang jauh tapi terasa dekat.” Jawab penjaga sesuai harapan Raymond.

Louisa tak menghiraukan jawaban penjaga asrama. Dia tercengang membaca surat itu, perlahan tetesan air mata turun dari mata indahnya. Kemudian, dia lari keluar asrama dan mencari sang pujangga romantis ini.

Aku berdiri tepat dibelakangnya sambil memeluk hangat tubuhnya.

“Kamu mencari aku?”

“Tidak. Aku mencari Raymond yang menulis surat ini bukan kamu.”

“Sayang, Raymond yang kamu cari itu aku.”

“Aku tidak percaya.” Berusaha menjauh dariku.

“Louisa bukankah kamu mendukung pekerjaanku?"

“Tapi tidak harus dengan pergi lama dan jauh!”

“Louisa, itu resiko dari pekerjaanku. Kamu paham kan?” Kutatap matanya.

“Aku tidak suka ditinggal seperti ini!”

“Jadi sekarang kamu sudah tidak lagi mendukung pekerjaanku?”

Louisa terdiam. Mata kami saling berpandangan.

***

Ponselku berdering. Tertera Capt. Thomas. Aku segera menjawab. Hanya lima menit perbincangan kami dan itu singkat. Siap Capt. laksanakan, jawabku di akhir perbincangan. Raut wajah Louisa berubah sendu. Aku merasa berdosa sekali dihadapannya.

“Louisa, besok aku akan berlayar.”

“Sudah lelah kudengar kata-kata ini.” Jawabnya dingin.

“Aku rasa kamu baru mengenalku beberapa detik. Aku tidak akan pernah meninggalkan pekerjaan ini.”

“Pergilah kalau memang itu yang kamu mau.”

“Louisa, aku mohon mengertilah.” Nadaku memohon.

“Pergi saja, Ray. Tinggalkan aku sendiri. Hati-hati di jalan.”

Aku tersentak akan jawabannya. Selama ini dia tak pernah keberatan akan kepergianku untuk bertugas. Aku sungguh menikmati perjalanan tugasku sebelumnya. Entah mengapa saat aku akan berlayar ke Kalimantan untuk yang kesekian kalinya. Louisa sama sekali tidak mendukung.

“Baiklah, kalau itu maumu. Aku merasa ini adalah perbedaan mendasar yang ada dalam hubungan kita. Aku tetap berlayar besok.”

Louisa tak menanggapi.

“Aku pamit, Sa.”

“Tunggu!”

Langkahku terhenti. Louisa memelukku erat. Sudah lama aku tak merasakan pelukannya.

“Mungkin aku tidak akan bisa memelukmu lagi dalam waktu yang lama.”

“Jangan khawatir sayang. Kamu bisa memeluku kapan saja kamu mau karena aku akan selalu ada di hatimu.”

***

Aku mengunjungi sebuah pulau yang ada di pesisir Kalimantan, tepatnya di Pulau Sebuku, Kab Kotabaru, Kalimantan Selatan. Tak puas akan keindahan Pulau Sebuku saja aku melanjutkan perjalanan lebih ke selatan menuju Desa Sekapung yang terdapat pantai nan elok rupawan. Angin saling bercengkrama di sekitarku. Matahari tersenyum hangat. Aku menyusuri pantai seorang diri di tengah keindahan alam. Burung-burung bernyanyi merdu dengan tarian nan indah. Ombak berlari-lari. Tanpa kusadari pikiranku mendarat di Yogyakarta. Kesedihan menyelimutiku.

Aku menepiskan perasaan ini. Hatiku berbisik lirih. Seandainya saja Louisa mendukung pekerjaanku sebagai nakhoda. Mungkin aku tidak akan merasakan keresahan yang mendalam seperti saat ini. Setidaknya, aku merasa yakin bahwa dirinya adalah gadis belia yang sangat memahami diriku, profesiku, dan segala sesuatu yang aku jalani.

Aku sungguh menyadari akan perbedaan usia diantara kami. Gadis belia seusianya memiliki emosi yang membara. Jujur saja, ini pertama kali aku menemukan sosok dirinya seperti ini. Seperti yang kuduga sebelumnya. Akhirnya Louisa menampakkan sisi lain dalam dirinya tanpa sadar. Aku kira selama ini dia mendukung pekerjaanku karena memang benar seratus persen adanya. Ternyata persepsiku salah terhadap dukungannya padaku. Setiap kali dirinya memberikan izin untuk kepergianku bertugas, bibir dan hatinya tidak selaras. Hanya basa-basi belaka.

Aku menyaksikan bulan siang tenggelam dengan hati yang abstrak. Sudah hari ketiga puluh aku menyusuri Pulau kalimantan. Sudah banyak tempat kusinggahi. Sungguh aku menikmati perjalananku yang sudah-sudah. Tapi, tidak untuk perjalananku saat ini.

Berat rasanya untuk meninggalkan Kalimantan. Andai saja aku bersama dirinya atau setidaknya disertai dukungan darinya. Aku masih ingin melanjutkan perjalananku. Aku belum ingin meninggal semua ini. Aku belum siap.

Louisa, seandainya saja kamu benar-benar tulus memberi dukungan padaku. Pasti perjalananku tidak hampa seperti ini. Tenang Louisa, aku tidak akan meninggalkanmu. Aku pasti kembali karena aku sayang padamu. Tapi kalau sudah begini, aku sendiri merasa bimbang. Aku terlenan dalam lamunan. Ingin kuselesaikan masalah ini secepatnya.

***

Setibanya di Jakarta, seorang anak buah datang padaku memberikan sepucuk surat dilipat menyerupai layang-layang. Aku buka perlahan lipatan surat, lalu kubaca.

Raymond sayang,

Pasti saat kamu baca surat ini, kamu baru tiba di Jakarta. Aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Sejujurnya aku tak pernah rela melepas kepergianmu bertugas. Tanpa kamu sadari, perhatian yang kamu berikan padaku kian terbatas karena jarak walaupun setiap hari kita tetap berkomunikasi. Aku menangis sayang. Karena aku hanya bisa membaca kata-kata yang kamu tulis dan mendengar suara kamu lewat telepon. Aku butuh kehadiranmu. Aku butuh pelukanmu.

Kuhentikan membaca surat darinya. Betapa jahatnya aku! Aku tak pernah kepikiran akan hal ini. Aku egois! Aku sibuk akan pekerjaanku. Tak hentinya aku memaki diri sendiri. Seketika itu kuberlari menuju rumah Louisa. Aku memeluk erat dirinya, mencium keningnya, lalu kuucapkan kata maaf dari hati yang terdalam padanya. Louisa, Aku minta maaf akan keegoisanku selama ini padamu.

***

Sungguh kenangan yang tak bisa kulupakan. Ingin rasanya aku kembali di masa itu. Aku ingin menebus rasa bersalahku akan kegoisanku pada dirinya. Tapi aku yakin itu tak mungkin bisa. Koordinat telah mengalihkan perhatianku untuknya.

Sebelum aku menutup album ini. Ada sesuatu yang menghalangi. Terselip secarik kertas putih bertinta hitam yang berisi ….

Untuk cinta yang tak pernah kurasakan sebelumnya

Untuk cinta yang tak akan pernah berubah!

Untuk cinta yang harus merasakan betapa beratnya penantian ini

Untuk cinta yang harus merasakan sedih yang mendalam dan pahit!

Dan untuk cinta yang tetap hidup di hati…

Hanya rasa cinta yang tetap memberiku kekuatan sampai saat ini


by : MMY

Category: 0 komentar

entah kenapa

entah kenapa akhir akhir ini gw merasa hidup gw tertekan..
sangat tertekan.mungkin itu juga yang menyebabkan gw agak rada berubah..gw ngerasa kok.
kenapa?
karena gw merasa makin lama gw makin ditekan oleh banyak sisi, yah..termasuk kalian juga.

pertama, entah kenapa gw ngerasa kalo sekitar gw semakin menuntut gw untuk sesuatu hal yang gw tau kalo gw gak mungkin bisa.
yang,mungkin..kalo dijelasin juga gak bakal ngertilah kalian juga..
dan terus terang, gw mengalami kecapekan yang luar biasa..
gw mau mati rasanya. (tapi gw tau gw bukan orang segila itu buat nyia2in hidup)

gw coba jelasin semuanya, keadaannya,
yah..ngarep semuanya bisa ngerti aja,
tapi kenyataannya nggak,,,mereka cuma nganggep itu alesan gw..
dan pada akhirnya gw cuma bisa nangis tiap malem.
sumpah,gw capek..

kedua, entah kenapa ada pertanyaan yang ngeliputin otak gw, "kenapa sih gw lakuin ini? kenapa sih gw lakuin itu?
dan ngebuat gw berpikir kayak ekonom2 yang selalu liat semuanya dari untung dan rugi.
"apa sih yang lo dapet?"
dan justru itu malah menyiksa gw.
karena hati gw entah kenapa selalu bisa menjawab dengan jawaban sentimentilnya yang ngebuat gw dengan sendirinya akan kembali seperti semula.
terkadang gw pengen jadi manusia egois yang cuma ngelakuin sesuatu untuk diri gw sendiri, tapi gw gak bisa, ketika gw pengen ngelakuin sesuatu selalu yang terlintas di bayangan gw adalah bonyok gw, temen gw, orang lain,
dan pada akhirnya gw cuma bisa sakit sendiri kalo gitu.
oke. gw tau itu bagus, gw tau itu menandakan nurani gw bekerja dengan baik.
tapi.....
itu pada prakteknya selalu aja bikin gw sakit hati, karena kenyataan memperlihatkan sesuatu kepada gw bahwa, banyak orang yang udah rela gw perjuangin bahkan gak pernah ngelakuin kayak gitu atau malah gak pernah nyadar kalo semua yang gw lakuin itu untuk mereka.
dan yang gw lkuin cuma menghibur diri gw sendiri, karena jujur, gw terlalu lelah buat nangis.
jadi terkadang gw mengantisipasi hal itu dengan memaksa diri gw berpikiran positif. Is it wrong?

ketiga, ini tentang posisi gw.
posisi gw dalam kehidupan yang memaksa gw untuk bertanggung jawab pada semua situasi yang terkadang gak setimpal sama hak yang harus gw terima.
oke.bilang aja orang yang lagi nulis ini adalah manusia pamrih.
tapi kalo boleh gw nanya dan harus lo jawab dari lubuk hati yang terdalam, "capek gak sih lo?ketika lo susah mati berjuang untuk seseorang, orang itu pada kenyataannya gak tau terima kasih atau bahkan gak tau apa yang selama ini lo perjuangin.."
gw pada kenyataannya masih manusia yang gak munafik yang masih menyadari bahwa melakukan sesuatu tanpa respon positif itu sangat melelahkan.
dan posisi gw sekarang ini memaksa gw untuk melakukan itu.
gw capek. sumpah.
kalo boleh jujur, terlepas dari gw mensyukuri karunia Tuhan atau nggak, gw cuma pengen nanya,"siapa sih yang bisa milih mau lahir dimana, jadi cewe/cowo bahkan mau lahir sebagai anak tunggal, sulung, bungsu atau tengah2?"
bukannya gw gak mensyukuri rencana Tuhan, tapi yang gw pengen adalah supaya mereka bisa mengerti, kalo terkadang menjadi gw, berada dalam posisi gw emang bukan sebuah pekerjaan yang gampang..
percaya atau nggak, gw menerima posisi ini dengan baik, bahkan gw berusaha. tapi bukan berarti mereka berhak meletakkan semuanya di pundak gw dong..
gw capek. apalagi kalo digabungin sma tugas2 kuliah, dsb..
sumpah gw bener2 capek.

dan yang keempat, soal kalian.
gw tau bener apa yang sebenernya ada di kepala kalian. tapi gw cuma pengen bilang, tolong jangan paksa gw ngelakuin sesuatu yang gw gak bisa untuk orang lain. karena gw gak bisa.
sering banget gw ngerasa sakit,karena kalian cuma ngecap gw dari luarnya aja, dan pantas untuk kalian kasih wejangan-wejangan yang bahkan tanpa kalian sebut gw udah hafal mati apa yang akan kalian ucapkan sama gw.
percaya ato nggak, sebenernya itu cukup menyiksa gw,
gw gak butuh itu teman-teman, apa yang selama ini gw alamin udah cukup kasih gw wejangan2 yang bahkan lebih layak untuk dikonsumsi.
jadi jangan paksa gw. untuk menjadi sesuatu yang bukan gw, hanya gara2 kalian kasian sama orang lain.
tega banget sih kalian ngorbanin gw demi orang lain yang bahkan ngelibatin gw untuk sebuah alasan egois?

tolong, sekali lagi jangan paksa gw. gw memohon sama kalian.


hhh..sumpah gw capek. gw pengen berhenti.
tapi terlalu banyak hal yang harus dipikirkan kalo misalnya gw berhenti.
capek..
dan yang bisa dilakuin saat ini cuma jalan pelan-pelan.
karena gak mungkin rasanya untuk berhenti atau bahkan istirahat sebentar.
life must go on, dear..
dan nggak bakalan punya cukup waktu cuma buat nungguin gw doang..
hhh..gw capek.
sumpah gw capek.
cuma bisa menyemangati diri gw sendiri, yah...walaupun itu cuma ucapan semu, mungkin bisa menolong.


hhh...dan rasanya fisik gw gak bisa diajak berkompromi lagi..
Tuhan, tolong aku.. (karena selama ini gak ada yang bisa nolong..).
Category: 0 komentar